"Mari
buat penelitian dengan jasa Media-Plato!"
Program pariwisata berbasis masyarakat (CBT)
Program pariwisata berbasis masyarakat atau community based tourism (CBT) telah menjadi perhatian banyak pakar pariwisata.
Meski para ilmuwan sosial telah lama mengkritik konsep masyarakat,
Namun, sering diakui bahwa salah satu alasan mengapa program pariwisata
berbasis masyarakat (CBT) terhalang karena mengabaikan konsep itu sendiri
(Tosun, 2000). Tidak mengherankan, ketidakjelasan itu seringkali dimanfaatkan
dalam pemasaran pariwisata. Sementara CBT dimaksudkan untuk memberdayakan
masyarakat, representasi mengenai komunitas target Masih sebagian besar
diteliti. Karena kekuatan pariwisata komunikatif, representasi destinasi
dianggap berpengaruh signifikan pada orang-orang yang terlibat, Terutama mereka
(sub) kelompok yang absen dari representasi tersebut. Bahkan kelompok etnis
minoritas seringkali hanya menjadi pajangan "eksotis " dalam pameran,
kartu pos atau literature saja (Smith, 2003). Ketika definisi identitas
masyarakat berlaku, kelompok ini seringkali terhambat dalam mencitrakan dirinya
atau hanya ditampilkan di museum (MacCannell, 1984).
Apakah yang di-(re)produksi dalam proyek-proyek dan kebijakan
CBT? Dari bidang etnografi terpencil di Tanzania, tulisan ini mencoba
menjawabnya dengan menganalisis peran kunci pemandu wisata lokal dalam proses
representasional. Namun, pertama, harus meninjau secara singkat beberapa
gagasan mengenai konsep komunitas dan penerapannya dalam CBT. Kemudian, diikuti
dengan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam makalah
ini dan deskripsi dari Program Pariwisata Budaya (CTP) di Tanzania sebagai
contoh CBT, perspektif umum dan peran pemandu wisata lokal. Selanjutnya
menganalisa kebijakan CBT beresonansi dengan realitas di lapangan. Bagian
penutup berisi tantangan kompleks diungkapkan oleh studi kasus CTP yang bisa diubah
menjadi peluang bagi proyek CBT berkelanjutan di Tanzania .
Bersambung KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar